}

Monday, 3 October 2016

Untung mana, menanam Sengon atau Durian Bawor ?

Sengon (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon peneduh dan penghasil kayu ini tersebar secara alami di India, Asia Tenggara, selatan, dan Indonesia (Sumber : Wikipedia). Termasuk di desaku, Desa Lemahabang Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan.
Daun pohon sengon
Diakui atau tidak dengan adanya sengon daerah saya menjadi lebih maju, pendapatan warga menjadi meninkat, kesejahteraan juga jadi lebih baik. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya kepemilikan motor oleh tiap-tiap rumah, pembangunan rumah yang tadinya dari bilik bambu menjadi rumah permanen dan bagus, semua kemajuan tersebut tidak luput setelah masyarakat menanam sengon dan menjualnya. Sengon menjadi primadona tanaman, bahkan lahan pertanian tanaman yang sebelumnya padi berubah menjadi perkebunan sengon, tidak tanggung-tanggung hampir (kurang lebih 90%) sawah tidak lagi menanam padi melainkan sengon. Ya saya bilang 90% bukan asal nulis melainkan itu fakta, silahkan datang di desa kami, akan sangat sulit menemukan lahan persawahan yang menanam padi, hanya sedikit itupun untuk sawah yang sistem irigasinya bagus, yang dekat dengan kali sehingga masih mempertahan menanam padi. Banyak faktor mengapa para petani beralih dari padi ke sengon, salah satunya hasil panen yang dari tahun ke tahun tidak pernah memuaskan bahkan cenderung "gagal maning gagal maning" yang berujung rugi. Dengan datangnya sengon seakan menjadi angin segar bagi para petani yang sudah capek, sudah lelah menanam padi yang tiada hasil maksimal, biaya ongkos tanam serta harga pupuk yang mahal sedangkan harga gabah tidak sesuai.
 Loh kok saya jadi curhat begini.....padahal kan judulnya tentang sengon dan durian bawor. Oke tadi sedikit cerita betapa sengon menjadi primadona di daerah saya sehingga tampaknya tidak ada lagi tanaman yang lebih menguntungkan lagi selain sengon. Akhir-akhir ini datanglah penantang sang primadona masyarakat yaitu Durian Bawor. Asalnya dari Banyumas sudah ditanam didaerah saya namun belum terlalu banyak. Hasilnya tidak mengecewakan seperti Durian Monthong yang sudah ditanam dan hasilnya "sangat mengecewakan". Saat ini Durian Bawor juga menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang sudah terlanjur meninggalkan padi. Namun dikarenakan belum adanya perkebunan Bawor secara massal maka masih banyak perdepatan lebih baik mana antara menanam sengon atau Bawor. 
Durian Bawor

Untuk petani yang sudah berada di "Zona nyaman" menanam sengon adalah pilih yang terbaik, karena dengan perawatan yang minim sengon bisa maksimal. Musim kemarau panjang saja sengon tanpa penyiraman dapat bertahan, kalau boleh ibaratkan menanam sengon sekali tinggal tunggu 4-5 tahun pasti panen. Lain dengan durian yang panen hanya setahun sekali itupun belum tentu berbuah, begitu kata pencinta sengon, namun lain kata dengan yang sudah mulai mencintai Durian Bawor. Durian Bawor dianggap sebagai alternatif selain sengon, bahkan durian Bawor dirasa bisa melebihi sengon apabila dibudidayakan secara internsif (hanya menanam satu tanaman yaitu durian dalam satu kebun). Memang pada awal tanam 4-5 Tahun hasil dari durian ini belum sebanyak sepeti menanam pohon sengon akan tetapi untuk durian bisa panen setiap 1th sekali dan hasilnya semakin banyak sesuai dengan semakin besarnya pohon yang tumbuh. Nah kita tidak usah berpihak ke salah satu "pendukung", disini penulis akan coba memaparkan dari segi angka dan perkiraan secara umum membandingkan antara menanam pohon sengon dan durian bawor. Bagi masyarakat yang masih bingung mau nanam yang mana berikut mari kita analisa bersama tentang dua tanaman ini.





Perbandingan menggunakan luas tanah masing - masing  adalah 5.000 Meter persegi (setengah hektar).

Sengon,
Biaya :
Beli Bibit Rp. 2.000 x 500 bibit = Rp. 1.000.00
Penanaman =  Rp. 1.000.000
Pemupukan Rp. 500.000 x 5 th     = Rp. 2.500.000
Perawatan (pembersihan rumput) = Rp. 3.000.000
Lainnya = Rp. 2.000.000
Jumlah  Rp. 9.500.000
 
Hasil :
Panen 500 Pohon x Rp. 300.000 = Rp. 150.000.000
Keuntungan Rp. 150.000.000 - Rp. 9.500.000 = Rp. 140.500.000
(dengan asumsi tidak ada pohon yang tumbang sebelum 5 Th)

Durian Bawor,
Biaya :
Beli bibit Durian Bawor Rp. 100.000 x 50 pohon = Rp. 5.000.000
(bibit ukuran kurang lebih 1 meter)
Penanaman = Rp. 1.000.000
Pupuk kandang Rp. 5.000/karung x 50 pohon x 5 th = Rp. 1.250.000
(dengan asumsi 1 karung pupuk kandang 5 ribu rupiah)
Perawatan Rp. 1.000.000 x 5 th = Rp. 5.000.000
Lainnya : Rp. 2.000.000
Jumlah Rp. 14.250.000

Hasil :
Panen 1 pohon x 30 kilo (satu pohon anggap berbuah 10 butir masing2 3kg) x 50 pohon x Rp. 30.000
= Rp. 45.000.000
(dengan asumsi harga per kilo durian bawor Rp. 30.000)
maka dengan perkiraan 1 pohon berbuah 10 butir saja kita mendapatkan Rp. 45 juta per tahun.
maka Rp. 45.000.000 - 14.250.000 (biaya) = Rp. 30.750.000
jadi Rp. 30.750.000 x 5 th = Rp. 153.750.000

hasilnya Sengon Rp. 140.500.000 - Rp. 153.750.000 = Rp. 13.250.000. dan ternyata dimenangkan oleh Durian Bawor, itupun dengan anggapan kalau durian bawor hanya berbuah 10 buah per pohon tiap tahun, sedangkan kenyataan di kebun semakin besar pohon semakin banyak pula buahnya.


kalau pohon Bawor nya berbuah seperti ini bagaimana?

 atau seperti ini ???
 tuh yang masih kecil aja begini ........

Jadi sekarang bagaimana menurut SAMPEAN? masih mau nanam SENGON atau DURIAN BAWOR ?
monggoooo.....

No comments:

Post a Comment