Para peneliti di Indonesia telah membuat daftar hama dan penyakit tanaman durian dilansir dalam jurnal berjudul
‘Durian. Petunjuk Budidaya dari PT. Pusri’ (2000)
, serta tulisan Dalmadi (2009) berjudul
‘Kiat Membuat Durian Berbuah di Luar Musim’ dari Badan Litbang Pertanian, di antaranya sebagai berikut:
Hama tanaman durian
- Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
Hama ini menyerang buah durian dengan cara meletakkan telur di kulit
buah dan melindunginya dengan jaring-jaring mirip rumah laba-laba.
Larva yang telah menetas dari telur akan langsung menggerek dan
melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut
tinggal dalam buah sampai menjadi dewasa, menyebabkan buah yang
terserang kadang-kadang sampai terjatuh sebelum tua.
Serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon
durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga ini bertelur pada buah
durian yang dihinggapinya secara periodik setiap menjelang musim
kemarau.
Pengendalian: untuk mengatasi hama penggerek buah dapat
dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan
35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
- Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat penggerek bunga akan menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama pada bagian kuncup bunga durian dan calon buah.
Pada umumnya ulat ini memiliki tubuh berwarna hijau dengan kepala
merah coklat. Warna ini akan berubah menjadi merah sawo kecoklatan dan
abu-abu setelah menjadi kupu-kupu. Ulat ini bertubuh langsing.
Gejala durian yang terserang hama ini adalah kuncup bunganya rusak
dan putik banyak yang berguguran. Benang sari dan tajuk bunga pun rusak
semua, sedangkan kuncup dan putik patah akibat digerek ulat.
Tanaman lain dapat tertular hama ini melalui perantara kupu-kupu hama tersebut.
Pengendalian: untuk mengatasi ulat penggerek bunga dapat
dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC,
nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).
ADVERTISEMENT
- Ulat penggerek batang (Xyleutes leucantus don Zeuzera caffiae)
Serangan ditandai dengan menumpuknya kotoran di bawah batang hingga
keluar air dengan kotoran berwarna merah mengakibatkan tanaman yang
terserang akan layu dan mati.
Pengendalian: Hama ulat penggerek batang pada umumnya dapat
dibasmi dengan cara mekanis/ kultur teknis. Batang tanaman yang
terserang dipotong 5 cm kemudian dimusnahkan. Bisa juga dilakukan dengan
memasukkan kawat ke dalam lubang dengan harapan ulat terkena dan mati.
Sedangkan cara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida
berbahan aktif Tamaron 0,3 % dan Diazinon 0,5 % yang disemprotkan sesuai
dosis. Dan banyak lagi hama pada tanaman durian yang perlu diwaspadai.
Hama ini merupakan serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya
diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk
tubuh, sayap dan tungkainya mirip kutu loncat yang menyerang tanaman
lamtoro.
Kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dan
menghisap cairan pada tulang-tulang daun hingga daun-daun menjadi kerdil
akibat pertumbuhannya terhambat.
Setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening
yang pekat dan manis secara merata ke seluruh permukaan daun sehingga
mengundang semut-semut bergerombol.
Pengendalian: daun dan ranting-ranting yang terserang
dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan
dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5
liter air.
- Lalat buah (dacus dorsalis)
Gejala tanaman durian yang terserang hama ini adalah buahnya menjadi
busuk, berulat, dan akhirnya rontok. Lalat betina berujung perut runcing
mirip lebah menaruh telur dengan cara menyuntikkan ke bagian dalam
buah, dan saat telur menetas, ia berubah menjadi ulat yang menyantap
daging buah.
Pengendalian: bisa menggunakan cara kultur teknis yaitu
sanitasi lingkungan dengan pengumpulan buah yang terserang, baik yang
terjatuh maupun yang masih di pohon untuk kemudian dimusnahkan.
Pengendalian dengan tanaman perangkap juga bisa dilakukan yaitu
dengan menanam selasih di sekeliling kebun. Bisa juga dilakukan dengan
pengasapan tidak sampai terbakar ke seluruh bagian tanaman.
Bila menggunakan pengendalian mekanik dilakukan dengan perangkap
atraktan (metil eugenol, protein hidrolisa, atau selasih) dalam alat
perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum yang diberi lubang
untuk masuknya lalat buah.
Penyakit tanaman durian
- Penyakit Busuk Akar (Pythium vxans.)
Gejala penyakit ini yakni terdapat bercak nekrotik pada akar lateral. dimulai dari ujung akar hingga tanaman layu dan mati.
Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan pada
bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat.
Pengendalian: tanaman yang terserang dimusnahkan dan dibakar.
Penyakit ini disebabkan
Pythium palvimora, yang menyerang
bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran terjadi melalui spora sembara
bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut
air.
Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam
cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35
derajat C.
Gejala penyakit ini adalah kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok
(gum)
yang gelap; jaringan kulit berubah merah kelam, coklat tua atau hitam;
bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok
dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.
Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak
mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit; (2) potong kulit
yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit
harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida,
misalnya difolatan 4 F 3%.
- Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
Penyakit ini disebabkan
Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun, akar, dan percabangan.
Ia menulari dengan cepat pohon lain yang berdekatan bersama-sama
dengan larutnya tanah atau bahan organik yang terangkut air bila ada
akar yang terluka.
Gejalanya adalah daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai
dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya
mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya.
Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk.
Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah,
tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang.
Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan
kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.
Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak
terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu
hujan; (2) pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar; (3)
pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh
tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan
penyakit busuk.
Tanaman durian yang terserang pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba.
Jamur ini berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
Pengendalian: (1) serangan jamur yang masih pada tingkat
sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang
terserang degan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah
membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang
kira-kira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur; (3) dengan
menyemprotkanAntrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter
air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.
***
Demikian berbagai jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang
tanaman durian. Diharapkan akan semakin banyak penelitian serupa dan
dengan semakin populernya budidaya organik akan ditemukan cara untuk
membasmi hama dan penyakit dengan cara yang minim bahan-bahan kimiawi.
Semoga bermanfaat
Sumber : www.teruskan.com