}

Tuesday, 20 December 2016

Salah satu jenis durian lokal unggulan di Waryo Durian Doro

           Bicara jenis durian tidak akan ada habisnya, terutama jenis durian lokal. Yang dimaksud lokal menurut saya adalah buah yang memang asli dari daerah (lokal) tersebut. Umumnya durian lokal berasal dari biji yang kemudian tumbuh besar dan berbuah, maka buahnya tersebut dinamakan buah durian lokal...hehehe begitu kira-kira menutut saya.
          Pamor durian lokal khususnya lokal dari Indonesia "masih" kalah dengan durian import. Sebut saja Monthong misalnya, hampir semua pencinta durian tahu apa itu durian monthong. Durian lokal sebenarnya tidak kalah juga (dari segi kualitas buah). Akan tetapi belum ada yang memproduksi secara masal misalnya saja durian Matahari. Sehingga jumlah buah yang tersedia dipasaran masih jarang (bahkan mungkin tidak ada). Berbagai faktor bisa saja membuat kenapa durian lokal tidak dikenal.
          Bapak Waryo (petani durian) sudah puluhan tahun menanam berbagai jenis durian lokal unggulan, baik dari desa sendiri ataupun dari luar kota bahkan dari luar negeri (Chanee, Monthong dsb). Berbekal dari hobi sebagai petani durian, pak Waryo melakukan teknik sambung pucuk maupun teknik sambung sisip untuk menghasilkan buah durian yang beliau inginkan. Dari berbagai hasil okulasinya sudah banyak yang berbuah, diantaranya adalah durian yang akan saya perlihatkan dibawah ini.
          Penamaan yang belum terstrandar, dikarenakan bagi petani tradisional sering salah kaprah dalam penyebutan jenis tertentu. Ditiap daerah juga masih banyak durian dengan jenis sama namun penyebutannya berbeda. Salah satunya durian dibawah ini,
Koleksi Waryo Durian
Bapak Waryo sendiri menamainya durian "Kani", entah itu benar atau tidak (menurut sertifikasi bibit) yang jelas untuk buah yang satu ini selalu menjadi primadona. Pada setiap musim durian banyak pelanggan yang menanyakan apakah buah durian kani di waryo durian berbuah atau tidak?
Dari berbagai kota permintaan selalu berdatangan, namun untuk memenuhi kebutuhan dari lokal saja (desa suroloyo lemah abang doro dan sekitaranya saja belum tercukupi). Dikarenakan koleksi jenis ini masih sedikit, dan dimusim ini (2016-2017) hanya tersisa 1 butir saja. Overall salah satu koleksi durian di Waryo Durian yang satu ini layak untuk anda coba jika berkunjung ke Waryo Durian,
      Berikut kami sajikan fotonya dulu yaaaa......Gambar diambil pada bulan Desember 2016










Tuesday, 15 November 2016

Kenapa Durian jadi tidak manis rasanya ?

Berkebun tidak semudah yang dibayangkan, tidak seindah kisah-kisah petani yang sudah sukses, harus melewati 99 halangan dan 99 rintangan, hehehee.....kera sakti kale harus melewati itu.
Tapi bener loh berkebun itu tidak mudah, terutama berkebun buah-buahan. Ada aja permasalahannya, mulai dari pembibitan, pemupukan, perawatan buah dan pohon serta masih banyak lainnya. Contoh salah satu buah yang dikebunkan adalah Durian.
Durian --monthong utamanya-- sudah banyak dikebunkan di Indonesia, namun rasanya ada yang tidak manis/ hambarr. Durian lokal juga sama, kalau sudah memasuki musim hujam maka rasanya tidak semanis seperti musim kemarau. Untuk mempertahankan kualitas rasa seperti musim kemarau sangat sulit, bahkan bagi petani tradisional belum bisa menyeragamkan kualitas.
Khusus untuk durian misalnya, ketika masuk musim hujan seperti ini banyak petani yang tidak ke kebun melainkan berdoa, hehehe...
Nih saya copas tulisan dari teman di fb yaitu mas Kebon Nogo Agus Roma yang membahas mengenai mengapa durian jadi tidak manis rasanya, berikut tulisannya yang kurang lebih serti ini :
Kenapa kog Buah Durian rasanya hambar?
Saat ini banyak sekali yang tanam buah-buahan didepan rumah atau pekarangan, selain sebagai tanaman penyejuk, juga suatu kesenangan tersendiri apabila halaman rumah nampak rimbunnya buah buahan. Namun banyak yang kecewa karena tanaman buahnya tidak semanis yang diharapkan. Terkadang buah sampai rimbun dan tua, namun tidak laku alias tidak ada yang mau memetiknya karena rasanya yang tidak enak atau tidak manis. Sungguh sedih rasanya.
Ternyata ada beberapa sebab yang membuat buah tidak manis bahkan asam rasanya, antara lain:
1.Curah hujan tinggi atau tanah cenderung basah, curah hujan yang tinggi membuat buah mengandung banyak air sehingga rasa juga lebih hambar, disamping itu curah hujan tinggi membuat kondisi tanah menjadi asam sehingga membuat kondisi tanaman menurun.
2.Ketersediaan Unsur hara karena tidak pernah dipupuk, tumbuhan sama halnya dengan manusia, membutuhkan makanan yang lengkap untuk terus hidup dan bekerja/produktif, begitu pula tumbuhan membutuhkan pupuk untuk memenuhi kebutuhannya untuk tumbuh dan memproduksi buah. Salah satu pupuk yang bisa digunakan untuk mendukung buah menjadi manis yaitu Pupuk Pemanis Buah BrixUP.
3.Kondisi lingkungan atau ketinggian daerah, secara umum tanaman buah akan menjadi lebih manis apabila ditanam didaerah panas atau dataran rendah. Ini berlaku hampir disemua jenis buah buahan, oleh karena itu penghasil buah buah yang manis biasanya terkonsentrasi di daerah panas. Namun dengan pengkondisian khusus, tanaman di daerah dingin juga bisa menghasilkan buah yang manis, seperti pemakaian Green House dan pemakaian Pupuk Pemanis Buah.
Jadi apabila anda memiliki tanaman buah manga, belimbing, buah tin, buah naga, durian atau buah yang lain yang rasanya hambar, masih ada acara untuk membuatnya lebih manis.
Berikut tips membuat buah menjadi lebih manis:
1. Silahkan cek pH tanah, apabila pH dibawah angka 4, maka sangat diperlukan proses pengapuran atau penaburan kaptan/dolomit pada tanah. Cek setelah 3hari, apabila pH masih dibawah 4 maka perlu penambahan kaptan/dolomit.
2. Penyiraman dengan Pupuk yang mendukung untuk membuat buah lebih manis, bisa digunakan Pupuk Pemanis Buah BriXUP.
3. Apabila curah hujan tinggi, atur pola irigasi sehingga tanaman tidak tergenang air hujan, pemakaian mulsa plastik juga bisa menjadi solusi.
4. Usahakan tanah dibawah pohon lebih tinggi daripada tinggi tanah secara umum, hal ini untuk menjaga PH tanah.
Selamat mencoba


Wednesday, 19 October 2016

Mencicipi "Durian Lay", Durian enak bukan durian ketela

Alhamdulillah, musim durian sudah segera mulai, beberapa pohon durian disekitar rumah udah mulai memunculkan bunga, bahkan ada beberapa yang sudah menjadi buah. Tepat didepan rumah ada pohon milik tetangga bahkan sudah besar-besar, buahnya juga banyak. Bersyukur bapak saya sudah menanam durian dari jaman dulu, udah puluhan tahun, dikebun saja ada pohon hasil okulasi yang sebesar badanku. Itu artinya beliau (bapak saya) sudah mulai menanam durian unggulan sejak lama sekali. Salah satu durian pilihan beliau adalah durian Lay. Durian yang konon berasal dari kalimantan ini tumbuh subuh dikebun bapak. Jumlahnya cuman satu pohon, sudah besar umurnya diperkirakan sudah mencapai 15 an tahun. Musim durian kali ini (yang belum mulai sebenarnya) durian Lay punya bapak berbuah 3. Satu diantaranya jatuh sebelum matang. Akhirnya alhamdulillah ada 3 buah yang bisa terselamatkan.

Sebagai anak, saya mendapat kehormatan mencicipi durian lay ini satu butir utuh. Setelah beberapa hari diperam --walaupun sudah matang pohon--- tibalah saya membuka buah berduri ini. Banyak sekali suara miring mengenai durian asal pulau seberang ini. Ada yang bilang durian ketela, durian bagus tampilan tapi rasa menipu dll. Ya tidak bisa menyalahkan juga mungkin yang bilang seperti itu sudah pernah memakan dan kecewa. Makanya sebuah tantangan bagi saya untuk mencoba sendiri seperti apa rasanya durian lay ini.

begitu kulit durian ini dibuka, wowww....saya sangat terkejut, warna kuningnya sangat istimewa....orange keemasan. Sepeti warna nangka begitulah. Tak sabar rasanya tangan ini untuk mencoba mengambil isi dari durian lay ini. Sebelum mengambil saya perhatikan daging buah ini yang agak mengkerut, memperlihatkan bahwa dagingnya begitu lunak, saya yakin rasanya enak.

akhirnya tanpa pikir panjang lebar langsung saya lepppp......hmmm luar biasa, banyak orang bilang durian ketela, durian penipu, setelah daging durian lay yang lembut ini masuk ke mulut saya semua itu saya anggap sebagai "fitnah". Rasa lay menurut saya 90% bahkan 99% seperti rasa durian. Kelegitannya, kelembutannya dimulut sampai ketika saya menelan ditenggorokan seperti masih nyangkut. Memang diakui ada beberapa perbedaan dengan durian yang pada umumnya saya makan. Tapi berbedaanya sangat sedikit sekali, diantaranya bau durian lay tidak seharum durian pada umumnya. Lay menurut saya mirip seperti ada kunyit-kunyitnya gitu, terus biji pada lay juga lebih gelap, seperti biji durian yang sudah tua matang pohon. Dan antara daging dan biji mudah sekali dipisahkan (nglotoknya), hal ini berbeda dengan durian pada umumnya yang apabila sudah matang berdaging lembut sedikit "benyek" dan sudah memisahkan antara daging dan biji.
Bagi saya lay mungkin berbeda dengan durian pada umumnya tapi secara rasa saya sebagai yang sudah menikmati durian lay ini tidak rela kalau durian seenak ini dibilang seperti ketela. Mungkin bagi sebagian orang yang bilang lay seperti ketela adalah bagi mereka yang makan lay dalam keadaan tidak matang, masih keras atau keadaan lainnya. Kita perlu ingat bahwa durian umum juga tidak akan enak dimakan kalau dalam keadaan daging keras, termasuk monthong. Monthong yang berdaging keras rasanya seperti Nangka muda (gori), nah itu juga berlaku pada durian lay. Ayo coba dulu durian lay yang matang, yang benar-benar matang berdaging "amoh" lembut, setelah itu kami tunggu komentar anda....
Berani ???!!!




Wednesday, 5 October 2016

Oh Begini toh rasanya Jeruk Dekopon...

Ada jeruk yang saat ini lagi menjadi perbincangan dikalangan petani, konon katanya berasal dari Jepang. Tidak ada bijinya, buanya juga lebih besar ada yang mencapai 1kilo satu buahnya. Dan yang lebih mencengangkan lagi "katanya" harga sekilo bisa mencapai Rp. 100.000. WOW banget kan?

Terus terang saya penasaran dan akhirnya googling, ada banyak ulasan mengenai jeruk ini. Dari berbagai website menerangkan tentang jeruk ini. Mulai dari rasa, warna dan tentunya harga yang menggiurkan. Banyak juga foto-foto dekopon baik asli dari jepang maupun yang hasil dari budidaya di Bandung.

Karena rasa ingin tau saya itulah maka saya bertanya kepada teman, namanya bapak Budi Hartono, seorang pembibit asal Cirebon yang beliau sudah memiliki bibit bahkan sudah menjadi indukan. Dekopon yang ada di "Bibit Unggul Nursery" (nama pembibitan milik pak Budi Hartono) itu ditanam dalam pot dan sudah berbuah. Dari sekitar 3 atau 4 pohon (saya lupa pastinya berapa) sudah berbuah semua. Sebagian sudah menjelang matang. Alhamdulillah atas kebaikan beliau akhirnya saya kebagian 2 buah. Ukurannya cukup besar menurut saya yang biasah membli jeruk dipasar. Bagi saya ukuran jeruk yang hampir satu mangkok itu seperti "Jeruk Jumbo". Tidak saya timbang tapi kira-kira itu sekitar 3 ons kurang lebih. Satunya lagi sekitar 2 ons (kurang lebih juga).

Kalau dari segi warna agak kurang cerah seperti yang saya lihat di Google. Apa ini dikarenakan dekopon dari pak Budi ini ditanam di daerah panas (Cirebon). Atau mungkin karena di tanam di dalam pot sehingga nutrisi kurang? ya saya belum tahu jawabannya. Kalau soal rasa (lagi lagi menurut saya) kurang manis, masih ada asam-asamnya gitu (hahaha). Kata pemiliknya (pak Budi Hartono) di "duga" kurang KCL, gitu katanya.






yaudah mari saksikan videonya aja, cekidot :

https://www.youtube.com/watch?v=z1qLYdOULUo




Monday, 3 October 2016

Untung mana, menanam Sengon atau Durian Bawor ?

Sengon (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon peneduh dan penghasil kayu ini tersebar secara alami di India, Asia Tenggara, selatan, dan Indonesia (Sumber : Wikipedia). Termasuk di desaku, Desa Lemahabang Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan.
Daun pohon sengon
Diakui atau tidak dengan adanya sengon daerah saya menjadi lebih maju, pendapatan warga menjadi meninkat, kesejahteraan juga jadi lebih baik. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya kepemilikan motor oleh tiap-tiap rumah, pembangunan rumah yang tadinya dari bilik bambu menjadi rumah permanen dan bagus, semua kemajuan tersebut tidak luput setelah masyarakat menanam sengon dan menjualnya. Sengon menjadi primadona tanaman, bahkan lahan pertanian tanaman yang sebelumnya padi berubah menjadi perkebunan sengon, tidak tanggung-tanggung hampir (kurang lebih 90%) sawah tidak lagi menanam padi melainkan sengon. Ya saya bilang 90% bukan asal nulis melainkan itu fakta, silahkan datang di desa kami, akan sangat sulit menemukan lahan persawahan yang menanam padi, hanya sedikit itupun untuk sawah yang sistem irigasinya bagus, yang dekat dengan kali sehingga masih mempertahan menanam padi. Banyak faktor mengapa para petani beralih dari padi ke sengon, salah satunya hasil panen yang dari tahun ke tahun tidak pernah memuaskan bahkan cenderung "gagal maning gagal maning" yang berujung rugi. Dengan datangnya sengon seakan menjadi angin segar bagi para petani yang sudah capek, sudah lelah menanam padi yang tiada hasil maksimal, biaya ongkos tanam serta harga pupuk yang mahal sedangkan harga gabah tidak sesuai.
 Loh kok saya jadi curhat begini.....padahal kan judulnya tentang sengon dan durian bawor. Oke tadi sedikit cerita betapa sengon menjadi primadona di daerah saya sehingga tampaknya tidak ada lagi tanaman yang lebih menguntungkan lagi selain sengon. Akhir-akhir ini datanglah penantang sang primadona masyarakat yaitu Durian Bawor. Asalnya dari Banyumas sudah ditanam didaerah saya namun belum terlalu banyak. Hasilnya tidak mengecewakan seperti Durian Monthong yang sudah ditanam dan hasilnya "sangat mengecewakan". Saat ini Durian Bawor juga menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang sudah terlanjur meninggalkan padi. Namun dikarenakan belum adanya perkebunan Bawor secara massal maka masih banyak perdepatan lebih baik mana antara menanam sengon atau Bawor. 
Durian Bawor

Untuk petani yang sudah berada di "Zona nyaman" menanam sengon adalah pilih yang terbaik, karena dengan perawatan yang minim sengon bisa maksimal. Musim kemarau panjang saja sengon tanpa penyiraman dapat bertahan, kalau boleh ibaratkan menanam sengon sekali tinggal tunggu 4-5 tahun pasti panen. Lain dengan durian yang panen hanya setahun sekali itupun belum tentu berbuah, begitu kata pencinta sengon, namun lain kata dengan yang sudah mulai mencintai Durian Bawor. Durian Bawor dianggap sebagai alternatif selain sengon, bahkan durian Bawor dirasa bisa melebihi sengon apabila dibudidayakan secara internsif (hanya menanam satu tanaman yaitu durian dalam satu kebun). Memang pada awal tanam 4-5 Tahun hasil dari durian ini belum sebanyak sepeti menanam pohon sengon akan tetapi untuk durian bisa panen setiap 1th sekali dan hasilnya semakin banyak sesuai dengan semakin besarnya pohon yang tumbuh. Nah kita tidak usah berpihak ke salah satu "pendukung", disini penulis akan coba memaparkan dari segi angka dan perkiraan secara umum membandingkan antara menanam pohon sengon dan durian bawor. Bagi masyarakat yang masih bingung mau nanam yang mana berikut mari kita analisa bersama tentang dua tanaman ini.





Perbandingan menggunakan luas tanah masing - masing  adalah 5.000 Meter persegi (setengah hektar).

Sengon,
Biaya :
Beli Bibit Rp. 2.000 x 500 bibit = Rp. 1.000.00
Penanaman =  Rp. 1.000.000
Pemupukan Rp. 500.000 x 5 th     = Rp. 2.500.000
Perawatan (pembersihan rumput) = Rp. 3.000.000
Lainnya = Rp. 2.000.000
Jumlah  Rp. 9.500.000
 
Hasil :
Panen 500 Pohon x Rp. 300.000 = Rp. 150.000.000
Keuntungan Rp. 150.000.000 - Rp. 9.500.000 = Rp. 140.500.000
(dengan asumsi tidak ada pohon yang tumbang sebelum 5 Th)

Durian Bawor,
Biaya :
Beli bibit Durian Bawor Rp. 100.000 x 50 pohon = Rp. 5.000.000
(bibit ukuran kurang lebih 1 meter)
Penanaman = Rp. 1.000.000
Pupuk kandang Rp. 5.000/karung x 50 pohon x 5 th = Rp. 1.250.000
(dengan asumsi 1 karung pupuk kandang 5 ribu rupiah)
Perawatan Rp. 1.000.000 x 5 th = Rp. 5.000.000
Lainnya : Rp. 2.000.000
Jumlah Rp. 14.250.000

Hasil :
Panen 1 pohon x 30 kilo (satu pohon anggap berbuah 10 butir masing2 3kg) x 50 pohon x Rp. 30.000
= Rp. 45.000.000
(dengan asumsi harga per kilo durian bawor Rp. 30.000)
maka dengan perkiraan 1 pohon berbuah 10 butir saja kita mendapatkan Rp. 45 juta per tahun.
maka Rp. 45.000.000 - 14.250.000 (biaya) = Rp. 30.750.000
jadi Rp. 30.750.000 x 5 th = Rp. 153.750.000

hasilnya Sengon Rp. 140.500.000 - Rp. 153.750.000 = Rp. 13.250.000. dan ternyata dimenangkan oleh Durian Bawor, itupun dengan anggapan kalau durian bawor hanya berbuah 10 buah per pohon tiap tahun, sedangkan kenyataan di kebun semakin besar pohon semakin banyak pula buahnya.


kalau pohon Bawor nya berbuah seperti ini bagaimana?

 atau seperti ini ???
 tuh yang masih kecil aja begini ........

Jadi sekarang bagaimana menurut SAMPEAN? masih mau nanam SENGON atau DURIAN BAWOR ?
monggoooo.....

Pemangkasan pada Pohon Durian

Apakah anda menginginkan pohon durian yang sehat, dan berbuah lebat seperti foto dibawah ini :

Perhatikan buah yang menempel dibatang itu, batangnya tetata rapi besar- besar, sehingga buah yang segitu banyaknya mampu ia tahan. Batang yang besar tersebut akibat dari perawatan yang salah satunya adalah PEMANGKASAN.
Menanam durian bukan seperti menanam pohon sengon/ Albasia , kalau "nandur" sengon bisa saja kita tanam dari bibit kecil umur 3 bulanan pada sore hari terus kita tinggal, ntar 4 tahun kemudian kita panen...hehehe
Bibit sengon

Sengon dewasa
perawatan pada pohon durian selain pemupukan dan pengendalian hama kita juga harus memperhatikan yang namanya "Pemangkasan".
Seperti rambut aja ya..... bayangkan saja rambut manusia kalau tidak dipangkas maka tumbuhnya akan semprawut, tidak beraturan, kemana-mana, bahkan bisa menjadi sarang penyakit....
Contoh rambut yang dibiarkan / tidak dipangkas
kecuali untuk sebaian orang yang sengaja membiarkan rambutknya tidak tertata dan tidak dipangkas, namun pada orang umumnya rambut rutin dipangkas agar lebih rapi.

Nah begitu juga dengan pohon durian, memerlukan pengurangan batang-batang yang sekirannya tidak terlalu penting. Pemangkasan pada pohon durian sendiri bertujuan salah satunya adalah agar pohon tumbuh secara maksimal dan buah juga maksimal karena buah letaknya dibatang, Batang tersebut sebainya dikurangi dengan cara pemangkasan "yang benar". Kenapa yang benar ? karena kalau salah dalam pemangkasan maka akan merugikan tanaman itu sendiri, karena apabila pemangkasan salah maka pertumbuhan akan menjadi lamban. Adapun beberapa tips dari saya untuk pemangkasan pohon durian sebagai berikut :

Perhatikan gambar berikut ini :
pada ilustrasi pohon durian diatas, cabang dengan lingkaran warna kuning, biru dan merah merupakan contoh batang yang akan dieksekusi. Mulai dari yang pertama kuning, batang ini terlalu dekat dengan tanah, memang pada awalnya batang yang dekat dengan tanah bisa membuat pohon durian jadi lebih menarik dikarenakan kalau ada buahnya terkesan jadi "pohon pendek udah berbuah". Namun kalau dibiarkan terus dikhawatirkan semakin besar pohon makan semakin panjang batang dan itu artinya bisa mengganggu kalau ada bangunan atau jalan disekitarnya.
Kedua lingkaran yang biru, jelas terlihat batang yang dilingkari biru tampak kecil, mirip seperti batang serabut, sebaiknya batang tersebut dipotong saja, batang kecil juga memerlukan nutrisi, sehingga nutrisi yang diedarkan ke batang besar jadi berkurang, maka sebaiknya dipotong dan makanan yang ke batang sebelahnya lebih maksimal.
Terakhir warna merah, untuk batang denga lingkaran merah tampak tumbuh sangat bagus, terlihat dari besarnya batang yang hampir sama dengan batang lainnya, tapi kenapa harus dipotong? lihatlah pertumbuhan batang sebelahnya, disebelah batang lingkaran merah itu adalah batang utama, batang yang tumbuh dari bawah ke atas, untuk pemangkasan diperlukan karena dikhawatirkan batang itu akan mengalahkan batang utama sehingga nantinya pohon jadi jelek. Antara cabang dan pokok lebih besar cabangnya.
nah itu dia sedikit ulasan tentang bagaimana cara pemangkasa pada pohon durian, semoga bermanfaat....
mohon masukan dan sharingnya...saya juga masih belajar...terima kasih

Tuesday, 13 September 2016

MUSIM DURIAN DI WARYO DURIAN PEKALONGAN

Mengingat banyak tamu yang menanyakan ke kontak "Waryo Durian", maka sekali lagi kami informasikan bahwa di Waryo Durian untuk saat ini belum musim, sebagai informasi untuk durian lokal kira-kira 2-3 bulan lagi baru mulai ada yang matang pohon (Desember - Januari 2016), sedangkan untuk jenis Bawor bisa lebih lama lagi 2-3 bulan berikutnya.

Untuk informasi lebih lengkap dan fastest respon silahkan :
1. Via WA / 0857-2208-7290
2. Halaman Facebook "Waryo Durian" di "Waryo Durian on Facebook"

Mohon maaf apabila respon lambat mengingat lokasi Waryo Durian sendiri masih benar-benar di desa (sinyal semua operator susah).

terima kasih atas kunjungan anda, mudah-mudahan Durian menjadikan silaturahmi diantara kita,
salam "Pecinta Durian"......

Sunday, 10 April 2016

Fungsi Unsur Hara Makro (N-P-K)

Banyak para teman-teman pekebun duriandan bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :

Nitrogen ( N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.

Fosfor ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.


sumber : http://old.denidi.com

Monday, 4 April 2016

Cara membuat pohon durian cepat berbuah dalam waktu 4 tahun (Kisah nyata)

Pohon durian termasuk kedalam tanaman keras, yang umumnya berbuah dalam rentan waktu 10 sampai dengan 15 tahun tanam dari biji. Lamanya durian berbuah dikarenakan dalam berbuah pohon memerlukan kesiapan baik dari batang pohon maupun daunnya. Batang yang besar dapat sebagai tempat buah durian yang berat. Untuk ranting yang kecil dan ada buahnya biasanya setelah berbuah akan mati.

Namun dengan kemajuan dibidang pertanian saat ini pohon durian yang tadinya puluhan tahun bisa dengan cepat berbuah bahkan dalam tempo waktu 4 tahun. Adapun caranya dengan cara Sambung Sisip untuk mengetahui detail caranya klik di sini juga bisa.

Pada ini teknik sambung sisip prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Pilih biji durian (kalau bisa durian lokal saja) yang umur pohonnya sudah tua, semakin tua semakin bagus, diatas 50 tahun lebih bagus.
2. Pilihlah biji yang berada di bagian tengah, jangan di pinggir atau atas.
3. Biji disemai dengan polibeg atau langsung tanam dilahan.
4. Setelah biji tumbuh dan ada batangnya (-+ 4 bulan) makan di sambung dengan durian unggulan misal dengan Musangking atau Bawor menggunakan teknik Sambung Sisip.
5. Kalau sudah jadi maka segera di tanam ke tanah, dipastikan jangan sampai terhalang sinar matahari agar pertumbuhan maksimal
6. Jangan lupa pengairan pada musim kemarau. dan juga pemupukan.
7. Dalam waktu 4 tahun bibit yang kecil tadi akan mulai belajar berbunga (apabila perawatan bagus dan sinar matahari juga bagus).

inilah beberapa contoh durian hasil sambung sisip.


atau lebih cepat lagi kalau kita melakukan Top Working /ganti kepala (baca : Petunjuk Top Working), karena memanfaatkan akar pohon yang sudah banyak dengan mengganti batang atasnya...ini contoh hasil top working :
 


Bahkan percaya atau tidak ini hasil top working 15 bulan sudah muncul bunga, meskipun pada akhirnya rontok tidak jadi buah...

Nah begitulah cara agar pohon durian cepat berbuah. Semoga bermanfaat.......








Wednesday, 30 March 2016

Hama dan Penyakit pada Tanaman Durian

Para peneliti di Indonesia telah membuat daftar hama dan penyakit tanaman durian dilansir dalam jurnal berjudul ‘Durian. Petunjuk Budidaya dari PT. Pusri’ (2000),  serta tulisan Dalmadi (2009) berjudul ‘Kiat Membuat Durian Berbuah di Luar Musim’ dari Badan Litbang Pertanian, di antaranya sebagai berikut:

Hama tanaman durian

  • Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
Hama ini menyerang buah durian dengan cara meletakkan telur di kulit buah dan melindunginya dengan jaring-jaring mirip rumah laba-laba.
Larva yang telah menetas dari telur akan langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal dalam buah sampai menjadi dewasa, menyebabkan buah yang terserang kadang-kadang sampai terjatuh sebelum tua.
Serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya secara periodik setiap menjelang musim kemarau.
Pengendalian: untuk mengatasi hama penggerek buah dapat dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
  • Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat penggerek bunga akan menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama pada bagian kuncup bunga durian dan calon buah.
Pada umumnya ulat ini memiliki tubuh berwarna hijau dengan kepala merah coklat. Warna ini akan berubah menjadi merah sawo kecoklatan dan abu-abu setelah menjadi kupu-kupu. Ulat ini bertubuh langsing.
Gejala durian yang terserang hama ini adalah kuncup bunganya rusak dan putik banyak yang berguguran. Benang sari dan tajuk bunga pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah akibat digerek ulat.
Tanaman lain dapat tertular hama ini melalui perantara kupu-kupu hama tersebut.
Pengendalian: untuk mengatasi ulat penggerek bunga dapat dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).
ADVERTISEMENT
  • Ulat penggerek batang (Xyleutes leucantus don Zeuzera caffiae)
Serangan ditandai dengan menumpuknya kotoran di bawah batang hingga keluar air dengan kotoran berwarna merah mengakibatkan tanaman yang terserang akan layu dan mati.
Pengendalian: Hama ulat penggerek batang pada umumnya dapat dibasmi dengan cara mekanis/ kultur teknis. Batang tanaman yang terserang dipotong 5 cm kemudian dimusnahkan. Bisa juga dilakukan dengan memasukkan kawat ke dalam lubang dengan harapan ulat terkena dan mati.
Sedangkan cara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif Tamaron 0,3 % dan Diazinon 0,5 % yang disemprotkan sesuai dosis. Dan banyak lagi hama pada tanaman durian yang perlu diwaspadai.
  • Kutu loncat durian
Hama ini merupakan serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro.
Kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dan menghisap cairan pada tulang-tulang daun hingga daun-daun menjadi kerdil akibat pertumbuhannya terhambat.
Setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat dan manis secara merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
Pengendalian: daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.
  • Lalat buah (dacus dorsalis)
Gejala tanaman durian yang terserang hama ini adalah buahnya menjadi busuk, berulat, dan akhirnya rontok. Lalat betina berujung perut runcing mirip lebah menaruh telur dengan cara menyuntikkan ke bagian dalam buah, dan saat telur menetas, ia berubah menjadi ulat yang menyantap daging buah.
Pengendalian: bisa menggunakan cara kultur teknis yaitu sanitasi lingkungan dengan pengumpulan buah yang terserang, baik yang terjatuh maupun yang masih di pohon untuk kemudian dimusnahkan.
Pengendalian dengan tanaman perangkap juga bisa dilakukan yaitu dengan menanam selasih di sekeliling kebun. Bisa juga dilakukan dengan pengasapan tidak sampai terbakar ke seluruh bagian tanaman.
Bila menggunakan pengendalian mekanik dilakukan dengan perangkap atraktan (metil eugenol, protein hidrolisa, atau selasih) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah.

Penyakit tanaman durian

  • Penyakit Busuk Akar (Pythium vxans.)
Gejala penyakit ini yakni terdapat bercak nekrotik pada akar lateral. dimulai dari ujung akar hingga tanaman layu dan mati.
Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat.
Pengendalian: tanaman yang terserang dimusnahkan dan dibakar.
  • Kanker bercak
Penyakit ini disebabkan Pythium palvimora, yang menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran terjadi melalui spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air.
Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35 derajat C.
Gejala penyakit ini adalah kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.
Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit; (2) potong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.
  • Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
Penyakit ini disebabkan Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun, akar, dan percabangan.
Ia menulari dengan cepat pohon lain yang berdekatan bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang terangkut air bila ada akar yang terluka.
Gejalanya adalah daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk.
Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.
Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2) pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar; (3) pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.
  • Jamur upas
Tanaman durian yang terserang pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba.
Jamur ini berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
Pengendalian: (1) serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur; (3) dengan menyemprotkanAntrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.
***
Demikian berbagai jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman durian. Diharapkan akan semakin banyak penelitian serupa dan dengan semakin populernya budidaya organik akan ditemukan cara untuk membasmi hama dan penyakit dengan cara yang minim bahan-bahan kimiawi. Semoga bermanfaat

Sumber : www.teruskan.com

Monday, 28 March 2016

Durian Doro, durian lokal yang paling dicari di Pekalongan

Bagi para traveler selama ini kalau mengunjungi Pekalongan pasti yang dicari Batik. Pekalongan memang surganya belanja batik, berbagai macam tempat penjualan batik murah-murah disepanjang pantura Pekalongan. Namun tidak hanya batik di Pekalongan, ke selatan ada kecamatan penghasil Durian Lokal Unggulan, kecamatan itu bernama Doro.

Sudah sejak jaman dahulu kala Doro dikenal sebagai penghasil durian yang banyak di kawasan Kabupaten Pekalongan. Pohon Durian lokal asli dari Doro tumbuh dengan suburnya menghasilkan daging-daging durian yang manis legit yang kalau dimakan masih terasa di tenggorokan. Disepanjang jalan di Doro durian diperjual belikan. Dipasar Doro misalnya setiap pagi ribuan butir durian dari desa di wilayah Doro dijual. Durian lokal dari Doro menjadi favorit para maniak durian yang berkunjung di kota batik ini. Rasa manis dan daging tebat serta warna yang menarik menjadi andalan durian lokal Doro. Berikut beberapa durian lokal asal Doro yang menjadi incaran penggemar durian. Tidak heran durian dari kecamatan Doro menjadi favorit karena kalau diadakan festival durian Pekalongan (level tingkat kabupaten) durian-durian dari Doro lah yang menjadi langganan juaranya. Ini ada beberapa (hanya beberapa dari ratusan durian unggulan di Doro) yang paling di cari :









Menuju ke arah barat, tepatnya ke arah Karanganyar dan Kajen sepanjang jalan penjual durian ketengan banyak ditemukan. Sekedar tips bagi yang melakukann perburuan durian di Doro adalah sebisa mungkin dibuka ditempatnya. Jangan sampai terkecoh dengan durian seolah-olah murah tapi pada akhirnya tidak bisa dimakan dengan puas. Pilihlah yang durian matang pohon bukan dari peraman. Kalau bisa datang langsung ke petaninya agar harga lebih murah dan kualitas dari durian itu sendiri lebih terjamin, dikarenakan kalau membeli di rumah petaninya langsung maka kalau durian yang dibeli apabila tidak enak maka kita tidak usah membayarnya. Nah ada tempat makan durian seperti itu di Doro Pekalongan yaitu di Waryo Durian.